jump to navigation

Kafan sumber kenikmatan, penglaris dagangan July 20, 2018

Posted by orong-orong in Uncategorized.
trackback

Pernahkan temen² mengalami, order makanan via ojek online atau beli makanan di restoran yang ramai namun dibungkus dan dibawa pulang, yang terjadi adalah rasanya tidak se enak dan se nikmat ketika kita makan di rumah makan tersebut.

Pertanyaan² tersebut kadang secara gak sengaja terucap dari temen² kita… “Kok rasanya tidak enak ya? Tidak seperti biasanya?”

Kali ini Tim Kisah Tanah Jawa masih mencoba meng investigasi fenomena² mengenai aneka ragam penglaris tersebut… Yuk mari disimak detailnya…

Kasak – kusuk mengenai penglaris air liur dan ludah pocong mungkin sudah jamak menjadi obrolan masyarakat. Jenis penglaris ini setingkat diatas ronggeng² yang melambai² di postingan kami sebelumnya.

Sebuah penglaris dan pesugihan rata² tidak lepas dari sebuah permasalahan ekonomi yang melatar belakangi. Tidak jarang terjadi penggadaian iman seseorang karena wujud tanggung jawab orang tua kepada keluarga namun dengan cara yang melenceng… Sedih memang…

“Saya sudah lelah hidup susah.. Banyak hutang… Dihina orang… Udah berusaha tapi dagangan selalu sepi… Ada gak sih tempat yang bisa buat dagangan saya laris…. ?”

Pertanyaan tersebut sangat sering kami denger… Namun pertanyaan itu akan menjadi awal dosa besar yang menjerumuskan kepada jurang kesesatan jika pertanyaan tersebut ditujukan pada orang yang salah.

Mereka akan diantarkan ke seorang dukun yang tahu cara meng aktifkan kekuatan qorin² pocong dengan tujuan untuk mengumpulkan harta kekayaan.

Jadi si pelaku pesugihan akan disuruh berdiam diri di sebuah kuburan dengan membaca mantra² yang diberikan oleh sang dukun.

Untuk kekuatan maksimal, biasanya si pelaku disuruh menggali kuburan untuk mencuri potongan kain kafan pocong yang meninggal pada hari² tertentu.

Kemampuan maksimal didapatkan ketika yang dimakamkan adalah orang yang meninggal pada hari Jumat Kliwon atau selasa Kliwon. Hingga saat ini, masyarakat di wilayah Jawa Tengah biasanya akan menjaga kuburan tersebut secara bergantian selama 40 hari, agar tidak terjadi pencurian kain kafan ataupun jenazah itu sendiri (ini biasanya untuk upgrade ilmu hitam).

Usai menjalani ritual mengambil kain kafan beserta tanah kuburan, pelaku akan memberikan kepada si dukun untuk pengaktifan kekuatan penglaris tersebut.

Namun jangan dibayangkan lelaku ini mudah, selama semalam di makam, pencari penglaris dan pesugihan ini akan ditampaki oleh berbagai macam penampakan pocong.

Setelah di rituali si dukun, tanah kuburan dan kain kafan tersebut diserahkan kembali kepada si pelaku. Tanah kuburan disebarkan disekitar tempat usaha sedangkan kain kafan disimpan dan digunakan setiap hari untuk direndam pada air yang nantinya dibuat sebagai kuah masakan serta air minum yang akan disajikan pada pembeli.

Yang terjadi kemudian adalah pocong tersebut akan meludah serta meneteskan cairan yang ada di hidung pada setiap masakan serta minuman yang disajikan.

Secara kasat mata, cairan ludah serta lendir hidung itu berbau busuk seperti mayat. Namun jika orang biasa yang menikmati akan terasa nikmat dan lezat serta membuat ketagihan.

Dengan pandangan mata ketiga, rumah makan tersebut nampak suram seperti kuburan lengkap dengan penampakan pocong.

Dari sisi manusia normal hal tersebut akan terasa menjijikan, meskipun secara kesehatan mungkin tidak akan berpengaruh, karena cairan mayat tersebut wujudnya ghaib dan air yang terkena kain kafan bekas tersebut juga sudah direbus hingga bakteri nya mati.

Namun jika ada yang sedkit peka akan merasakan mual dan ingin muntah, bahkan dengan penglihatan mata ketiga, wujud makanan tersebut kadang penuh belatung serta berbau busuk.

Mungkin temen² akan bertanya, apakah ada ciri fisik rumah makan atau restoran yang menggunakan media ludah pocong ?

Nah, biasanya yang menggunakan kekuatan ludah pocong, tempat usaha nya nampak remang² dengan penerangan yang tidak terang seperti pada umumnya dan pengunjungnya berlimpah ruah bahkan sampai antri berlama².

Selain itu didepan rumah makan tersebut kadang ada pohon yang biasanya digunakan untuk istirahat sosok pocong selepas warung makan itu tutup.

Untuk menghindari ludah pocong sebenarnya mudah, berdoa dahulu sebelum makan bukan malah di foto² dan di upload di medsos …

Dari sisi pocong sendiri sebenarnya mereka tidak terima dengan perlakuan manusia² serakah yang meng halalkan segala cara. Energi yang digunakan adalah qorin orang yang telah meninggal, namun mereka seperti terkunci karena kain kafan yang diambil, dipergunakan untuk menekan qorin tersebut bekerja.

Jadi logika mudahnya, sebenarnya qorin tersebut diibaratkan mencari kain kafan yang telah diambil, sehingga qorin pocong tadi akan mencari / mencium makanan dan minuman yang dihidangkan, karena air yang digunakan adalah air rendaman kain kafan. (Meskipun meludahi makanan sebenarnya adalah perintah dari si dukun)

Bahkan pocong tersebut tidak bisa kabur kemana² karena sudah diberi pagar ghaib, dengan media tanah kuburan yang disebarkan tadi.

Hal tersebut juga berpengaruh ketika makanan tersebut dibungkus dan dibawa pulang, karena pocong tidak akan bisa meludah sehingga rasanya tidak akan senikmat ketika dimakan di tempat tersebut dan makanan yang dibawa pulang kadang tidak bertahan lama, kemudian akan terasa berair, ini di ibaratkan tanah kuburan yang lembab.

Hal ini kami dapatkan ketika kami mencoba interview dengan beberapa qorin pocong yang digunakan untuk penglaris tersebut, pada intinya mereka merasa tersiksa dengan perlakuan ini.

kalimat yang terucap ketika investigasi pocong penglaris…

*kami ditugaskan tuan untuk meludahi setiap makanan, karena dijanjikan kain kafan kami akan dikembalikan*

*kami yang sudah di kubur, butuh ketenangan, bukan diperlakukan macam seperti ini*

IG l Twitter l Youtube

Kisah Tanah Jawa

Comments»

1. agoey - July 20, 2018

serem ey

2. Petter Tesla - July 20, 2018

Syirik tempatnya di neraka..


Leave a comment